Matarajawali.id – Sumatra Barat | Masyarakat Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, masih diliputi duka dan ketidakpercayaan atas kematian tragis Nia Kurnia Sari, seorang gadis muda berusia 18 tahun yang sehari-hari berjualan gorengan keliling. Hingga kini, polisi terus menyelidiki kasus ini, dengan memeriksa sejumlah saksi yang berada di sekitar lokasi kejadian, termasuk empat pemuda yang diduga terkait dengan peristiwa memilukan ini, Dilangsir, Selasa, (10/9/2024)
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Padang Pariaman, AKP Reggy, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memeriksa beberapa saksi, di antaranya adalah orang terakhir yang melihat Nia, anggota keluarga korban yaitu ibu dan kakak perempuannya, serta tiga pemuda dari Nagari Kayu Tanam. Namun, yang menjadi perhatian adalah salah satu dari empat pemuda yang dijadwalkan untuk diperiksa telah melarikan diri dan tidak berada di kediamannya. Saat ini, polisi masih terus melakukan pengejaran terhadap pemuda tersebut.
“Dari empat pemuda tersebut, satu di antaranya belum ditemukan sampai saat ini, kita masih melakukan pengejaran,” ujar AKP Reggy pada Selasa (10/9). Meskipun berbagai pemeriksaan telah dilakukan, Reggy menegaskan bahwa hingga saat ini status semua pihak yang diperiksa masih sebagai saksi dan belum ada penetapan tersangka.
“Kami masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut. Semua yang diperiksa saat ini masih berstatus saksi. Kami belum menetapkan tersangka karena penyelidikan ini membutuhkan waktu dan ketelitian lebih dalam,” tambah Reggy.
Autopsi telah dilakukan terhadap jenazah Nia, namun hasilnya belum dapat disampaikan karena masih dalam proses evaluasi pihak yang berwenang. AKP Reggy juga meminta masyarakat untuk bersabar dan percaya bahwa pihak kepolisian telah mengerahkan segala sumber daya yang dimiliki untuk mengungkap kasus ini
Kematian Nia terungkap setelah jasadnya ditemukan terkubur di lahan perkebunan yang berada di Korong Pasa Gelombang, Nagari Kayu Tanam, pada Minggu (8/9). Penemuan ini mengejutkan warga, terlebih setelah diketahui bahwa terdapat tanda-tanda kekerasan pada tubuh Nia. Lebih menyayat hati, Nia ditemukan dalam keadaan terkubur tanpa busana, yang semakin memperkuat dugaan adanya tindakan kekerasan sebelum kematiannya.
Kronologi sebelum kejadian menunjukkan bahwa Nia terakhir kali meninggalkan rumah pada Jumat (6/9). Seperti biasa, ia berjalan kaki menjajakan gorengan dengan baki nampan demi membantu perekonomian keluarganya. Di sekitar lokasi penemuan jasad Nia, ditemukan gorengan yang berserakan di semak-semak, paper bowl, dan botol plastik berisi saus—diduga kuat adalah dagangan milik Nia.
Kematian Nia bukan hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya, tetapi juga mengguncang masyarakat Nagari Kayu Tanam yang selama ini mengenal Nia sebagai gadis yang rajin dan ceria. Keberanian dan semangatnya untuk membantu ibunya dengan berjualan gorengan keliling menjadi teladan bagi banyak orang. Kini, keluarga Nia dan masyarakat setempat hanya bisa berharap agar kasus ini segera terungkap dan pelaku di balik tragedi ini dapat dihukum setimpal.
Sambil menunggu hasil autopsi dan perkembangan penyelidikan lebih lanjut, polisi mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan spekulasi yang beredar. Semua pihak berharap, keadilan bagi Nia akan segera terwujud dan kasus ini menjadi pengingat betapa pentingnya keamanan dan perlindungan bagi setiap individu, terutama para perempuan yang berjuang di tengah kerasnya kehidupan.
Sumber/Dirgantaraonline.co.id
Editor/Mul