LAMPUNG TENGAH (matarajawali.id)– Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, ternyata mengelola anggaran yang tidak sedikit. Kendati demikian, masyarakat merasa kecewa karena kondisi jalan kabupaten banyak yang rusak.
Mengutip dari lama syirup.lkpp.go.id, Rekapitulsasi RUP Nasional, Dinas Bina Marga dan Dinas Bina Konstruksi Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah (Pemkab Lamteng), Tahun 2023 lalu mengelola anggaran sebesar Rp. 89.687.000.000.
Anggaran itu dibagi dalam 2 kategori, penyedia dan swakelola. Dengan rincian, penyedia sebanyak 94 paket pekerjaan dengan pagu senilai Rp. 69.813.000.000. Sedangkan swakelola sebanyak 219 paket, dengan pagu senilai Rp.19.873.000.000.
Dari 94 paket pekerjaan yang melibatkan pihak ketiga atau rekanan (penyedia), tercatat metode pemilihan atau pengadaan langsung yang mendominasi. Ada 83 paket pengadaan langsung mulai dari nilai terkecil Rp.758.000, hingga yang terbesar Rp. 199.920.492.
Anggaran yang diperuntukkan untuk penyedia atau rekanan pada Tahun 2023, hanya terdapat 3 paket pekerjaan dengan metode seleksi. Dengan nilai pagu mulai dari Rp. 150 juta hingga Rp.200 juta.
Tiga Paket itu diberi nama “Pengawasan Tekhnis”, pekerjaan peningkatan jalan maupun pekerjaan pembangunan jembatan Muji Rahayu Kecamatan Seputih Agung – Candi Rejo Kecamatan Way Pengubuan.
Sedangkan pagu anggaran terbesar adalah pekerjaan peningkatan jalan di ruas jalan Bina Karya Sakti – SB 15 Kecamatan Rumbia denagn Ramayana-Merapi, dengan nilai mencapai Rp.14.994.000.000. Terbesar kedua adalah pekerjaaan peningkatan ruas jalan Ramayana-Merapi dengan pagu sebesar Rp. 14.420.000.000.
Pekerjaan dengan metode tender atau lelang ini, memiliki pagi cukup besar mencapai milyaran rupiah. Pada Tahun Anggaran 2023, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi melelang sebanyak 7 paket pekerjaan dengan nilai terkecil Rp.2.220.000.000.
Sedangkan di Rencana Umum Pengadaan (RUP) Swakelola Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Pemkab Lamteng Tahun Anggaran 2023, tercatat ada 219 paket pekerjaan dengan nilai total sebesar Rp.19.873.000.000.
Pada RUP Swakelola ini, pekerjaan kebanyakan berupa peningkatan ruas jalan kabupaten diberbagai tempat, termasuk pembangun talud/bronjong/drainase. Nilai pagu anggaran lebih beragam, mulai dari yang terkecil sebesar Rp. 7 juta, hingga Rp.1.033.920.000. Anggaran ini tertulis untuk honorium penanggungjawab pengelola keuangan.
Besarnya anggaran yang dikelola Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Pemkab Lampung Tengah, diakui sejumlah warga tidak berdampak signifikan kepada masyarakat. Mereka menilai, Dinas Bina Marga kinerjanya jauh dari harapan masyarakat.
Dikatakan Agus, Warga Kampung Qurnia Mataram, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, sejumlah ruas jalan kabupaten di Lampung Tengah banyak yang sudah lama tidak diperbaiki.
“Di Kecamatan Seputih Mataram ini saja, jalan Kabupaten luput dari perawatan. Di kecamatan lain pasti warganya mengeluhkan kondisi jalan yang jelek,” ucapnya, Rabu (22/5).
Ditempat terpisah, Rohman, warga Kecamatan Bumi Ratu Nuban mengungkapkan kekecewaannya kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah. Menurut Rohman, Bupati dan Dinas Bina Marga harus mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat.
Dikatakan Rohman, jalan Kabupaten yang di Kecamatan Bumi Ratu Naban banyak yang perlu perawatan karena sudah rusak parah. Jalan itu antara lain jalan raya Bumi Rahayu. Dikecamatan Bangun Rejo juga banyak yang rusak parah. Seperti di jalan menuju Kampung Sukanegara.
“Kalau banyak anggarannya, yang mana sebenarnya yang dibangun? Kami sebagai masyarakat hanyak ingin jalan mulus, jadi enak kalau dilewati,” tandas Rohman.
Rohman berharap, Dinas Bina Marga menampung usulan dan aspirasi masyarakat. Dan memprioritaskan jalan penghubung yang banyak dilalui warga, serta yang kerusakannya sudah cukup parah.
Dilain pihak, penggiat sosial kemasyarakatan yang juga ketua LSM Gerakan Masyarakat Cinta Tanah Air (GMCTA) Kabupaten Lampung Tengah, Ahmat Basuri, saat diminta tanggapan terkait besaran anggaran Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Pemkab Lamteng, menyatakan prihatin.
Menurut pria yang akrab disapa Basuri ini, anggaran besar yang dikelolah Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Pemkab Lampung Tengah perlu diawasi oleh masyarakat. Karena uang yang dikelola instansi itu adalah uang negara.
“Masyarakat perlu memperhatikan berapa anggarannya, dan kemana anggaran itu digelontorkan. Dan juga awasi pekerjaan pembangunan dan perawatan jalan, agar memastikan kualitas pekerjaan sudah baik,” ujarnya.
Masih kata Basuri, bisa dimaklumi jika banyak masyarakat kecewa dengan Bupati Lampung Tengah. Padahal yang seharusnya bertanggungjawab adalah Dinas Bina Marga. Karena Dinas itu yang menangani tekhnis pembangunan atau perawatan jalan Kabupaten.
“Buruknya kinerja Dinas Bina Marga, akan menjadi presenden buruk buat Bupati. Sebab dampak kinerja Dinas Bina Marga langsung dirasakan oleh masyarakat,” ucapnya, saat ditemui di Sekretariat LSM GMCTA, Kelurahan Bandarjaya Timur, Kecamatan Terbanggi Besar, Rabu.
Basuri berharap, Dinas Bina Marga di Bina Konstruksi Pemkab Lampung Tengah bisa memaksimalkan kinerja, dan bekerja dengan skala prioritas. Selain itu usulan dari masyarakat perlu diperhatikan. Jangan sampai warga justru memperbaiki jalan dengan swadaya.
“Sudah ada contoh di Kelurahan Bandarjaya Timur, yang warganya memperbaiki jalan dengan swadaya. Ini tentunya menjadi pukulan telak bagi Dinas Bina Marga. Jadi selama ini kerjanya apa? Kok sampai warga yang turun tangan,” pungkasnya. (Willy Dirgantara).